Kalian pasti sudah tahu kan tentang RIMA dalam puisi (kalo belum tahu liat di postingan saya sebelumnya),dan berikut adalah contohnya dan dijamin setiap puisinya ada RIMA nya (kalo gak tau RIMA nya tanya aja sama saya)
Kumpulan
puisi berima
Semua Harapanku
Seandainya dia tahu..
Semua harapanku, sesungguhnya bukan untukku.
Memang aku berkata..
“Aku ingin dia mandiri”, tapi itu bukan untukku..
Untuk dia agar kelak tidak bergantung dengan siapapun.
Memang aku berkata..
“Aku ingin dia kuat”, tapi itu bukan untukku..
Untuk dia agar kelak mampu menghadapi kerasnya hidup.
Memang aku berkata..
“Aku ingin dia pantang menyerah”, tapi itu bukan untukku..
Untuk dia agar kelak mampu bangkit dalam hal terpuruk sekalipun.
Seandainya dia tahu..
Semua harapanku, sesungguhnya bukan untuk hidupku.
Seandainya dia tahu..
Aku hanya sedikit membantunya menata masa depan ..
dan membahagiakan orang tuanya.
(Rakhmayanti)
——————
Bunda
Terima kasih karena kau turut merasakan kesedihan dan suka citaku..
Terima kasih karena kau memahami janji-janjiku..
Terima kasih karena kau telah membuatku merasa siap menaklukkan segalanya..
..dan menjagaku hingga aku benar-benar mampu melakukannya.
Terima kasih karena kau selalu inginkan yang terbaik dari ku,
..menunjukkan yang terbaik pada ku, dan
…menyakini adanya hal-hal yang terbaik dalam diri ku.
Nasehat dan semangatmu kan hidup didalam hati mereka yang mencintaimu
Aku tidak bisa mengatakan dan mengungkapkannya dengan tepat,
tapi aku berharap kau tahu betapa aku mencintaimu ..BUNDA
(….)
—–—–
Karena ini, Aku Ingin
Aku lelah mengerjakan yang terlihat oleh mereka,
Aku lelah menghasilkan yang terbaik yang terlihat oleh mereka..
Aku lelah melihat yang disudutkan,
Aku lelah mendengar gunjingan,
Aku lelah melihat mereka dengan topeng-topengnya.
Karena ini, aku ingin…
Mengerjakan yang tidak terlihat oleh mereka,
Mengerjakan yang terbaik namun tidak terlihat oleh mereka.
Karena ini, aku ingin…
Melihat, mendengar, mengamati..
Apa yang mereka katakan, apa yang mereka lakukan.
Karena ini, aku ingin…
Melihat, mendengar, mengamati..
Mereka tanpa topeng-topengnya.
(Rakhmayanti)
—-——
Realita Fakta
Kami yang muda yang hanya bisa bekerja,
Kami yang muda yang hanya bisa berkarya,
Kami yang muda tempatnya salah,
Kami yang muda tempatnya alpa.
Kami yang muda yang tak melihat kearifan,
Kami yang muda yang tak melihat kebijaksanaan,
Kami yang muda yang tak melihat keteladanan,
Kami yang muda cukup diteladani, dibiarkan berkarya, dan diingatkan.
(Rakhmayanti)
—————–
AKU
Aku adalah aku
Aku senang melayani
Aku senang menyiapkan
Aku senang manata
Aku senang melihat mereka tampil
Aku senang melihat segalanya berjalan lancar
Aku adalah aku
Aku senang berada dibalik layar
Aku adalah aku
Hanya aku dan Tuhanku yang tahu
(Rakhmayanti)
——-———
Ya, Lebih Baik
Saat penuh setelah sekian lama;
Saat kelelahan lapis demi lapis tersusun;
Saat aku hanya mengembalikan porsiku sebagaimana mestinya;
Saat itupulalah aku harus menutup mata, hati, dan telinga;
Berjalan baik atau tidak, aku peduli, tapi aku capek..
Aku diam, aku mengorbankan;
Aku diam, nantinya aku yang repot..
Pertentangan batin, saat bekerja tidak lagi dengan nyawa..
Pertentangan batin, saat bekerja tidak lagi dengan hati..
Ya, lebih baik, tidak lagi aku.
(Rakhmayanti)
——————
Happy Mother’s Day
Hujan kau ingatkan aku tentang suatu rindu
Dimasa yang lalu, saat mimpi masih indah bersamamu..
Terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah penuh kehangatan..
Allah izinkanlah aku bahagiakan dia..
Ku ingin lihat senyumannya menghiasi hatiku..
Kau Ibu, met hari Ibu..
(…)
———————
—————–
Suaramu Mengalihkan Duniaku
Banyak bicara sedikit karya
Sedikit bicara sedikit karya
Sedikit bicara banyak karya
Banyak bicara banyak karya
Suaramu mengalihkan duniaku
Berbicaralah dengan lantang, maka langkahku semakin mantap
Berbicaralah dengan nyaring, maka berdiriku semakin kokoh
Tertawalah dengan keras, maka aku semakin anggun melenggang
Tertawalah dengan sinis, maka hatiku semakin peka untuk peduli
Sungguh..suaramu mengalihkan duniaku
(Rakhmayanti)
——–
Bersahabat dengan Tremor
Gerak bebas tak beraturan
Menghampiri tak mengenal waktu
Jari lentik bergetar halus dalam kesadaran
Dan otakpun tak mampu lagi memantau
Ada kala ibu jari kanan tak bisa menekan tuts HP qwerty
Kini aku menyadari, aku telah punya sahabat..
Ada saat jari jemari kanan lemas tak mampu memegang pensil
Kini aku menyadari, aku telah punya sahabat..
Ada waktu dimana ujung jari kesemutan..
Kini aku menyadari, aku telah punya sahabat
Tetap harus berkarya
Sehingga hidup menjadi berguna
Tetap harus berkarya
Sehingga waktu tidak sia-sia..
(Rakhmayanti)
——-
Senandung Cinta seorang Simbok
Dibenci dan dicaci adalah hal biasa..
Diberi gelar dan julukan tidak lagi membuat heran.
Tapi dialah orang pertama yang akan meraihmu..
Meraih tanganmu saat kamu jatuh dan tak mampu bangun.
Tapi dialah orang pertama yang akan menerimamu..
Menerimamu dengan segala kekurangan.
Ditolak dan diumpat adalah hal biasa..
Sumpah serapah yang hanya berani dibelakang tidak lagi membuat heran.
Sederhana, hanya ingin engkau mandiri..
Cukup sederhana, hanya ingin engkau menyadari kemampuanmu..
Sangat sederhana, hanya ingin yang terbaik bagi hidupmu.
Dibenci dan dicaci adalah risiko..
Risiko untuk cinta seorang simbok.
(Rakhmayanti)
——-
Waktu yang akan menjawabnya
Yang diperlukan adalah yang diam,
Yang dibutuhkan adalah yang sepaham,
Yang diinginkan adalah yang nurut.
Tapi aku tidak bisa diam, jika memang ada yang harus aku bagi dan katakan,
Tapi aku tidak bisa selalu sepaham, karena terkadang aku melihat dari sisi yang tidak sama darimu,
Tapi aku tidak bisa selalu nurut, kalau memang tidak realistis.
Jika semua diam, yang ada adalah baik..baik..dan baik.
Tidak pernah ada yang mengingatkan.
Jika semua sepaham, yang ada adalah iya..iya ….dan
Tidak pernah ada yang mengajak melihat dari sisi yang lain.
Jika semua nurut, yang ada adalah dikira benar..benar..dan benar.
Tidak pernah ada yang memberimu pertimbangan.
Waktu yang akan menjawab..
(Rakhmayanti)
———-
Seolah-olah, seakan-akan
Seolah-olah, seakan-akan dalam pencapaian itu tak ada andilku.
Seolah-olah, seakan-akan tidak memerlukan diriku.
Tidakkah malu pada ucapan yang pernah dilontarkan?
Tidakkah malu pada sikap yang pernah dilakukan?
Tidakkah malu pada usia?
Seolah-olah, seakan-akan tidak akan bekerjasama denganku.
Seolah-olah, seakan-akan tidak akan memerlukan bantuanku.
Sebegitunya..seolah-olah, sekan-akan..
Sebuah generasi tidak perlu diteruskan..
Sebegitunya terhadap yang muda…
Seakan-akan sebuah generasi tidak perlu diteruskan.
(Rakhmayanti, 19 Januari 2014)
PASAL 1, PASAL 2
Pasal satu, orang tua selalu betul..
Pasal dua, kalau tahu orang tua salah, ingat pasal satu.
Itu adalah ucapan anak temanku..
Itu adalah obrolan kakak beradik anak temanku.
Pasal satu, pasal dua...
Nyata dan kulihat buktinya.
Seiring bertambahnya usia,
Permintaan maaf mungkin telah habis.
Pasal satu, pasal dua..
Obrolan yang lucu sepertinya.
Karena lucunya,
Rasanya sampai mau menangis.
Pasal satu, pasal dua..
Pembelajaran bagiku..
Bekal bagiku.
Menuju tua yang pasti,
Menuju tua yang tidak selalu benar,
Menuju tua yang tidak segan meminta maaf.
Pasal satu, pasal dua..
Pembelajaran bagiku..
Bekal bagiku.
Menuju tua yang pasti,
Menuju tua seperti orang tuaku.
(Rakhmayanti, 12 Februari 2014)
———-
BRKSK
Rasa yang sulit diungkapkan..
dalam rangkaian kata maupun nada..
Hanya ada rasa sesak di dada..
Berusaha menata sedemikian rupa..
agar tidak terbaca oleh siapa saja.
Tapi hati tetaplah hati..
Rasa nyeri tak dapat aku pungkiri..BRKSK
(Rakhmayanti)
—–SEHARUSNYA..TETAPI
Seharusnya takut..
Seharusnya benci…
Seharusnya marah..
Seharusnya tidak suka…
Galak iya..
Judes iya..
Kaku iya..
Disiplin iya..
Tidak boleh begini..
Tidak boleh begitu..
Harus begini..
Harus begitu..
Tetapi apa yang terjadi,
Tak bisa di mengerti..
Tetapi itulah yang terjadi..
Saat hati bertemu hati.
(Rakhmayanti)
———
DIAM
Aku tutup rapat semua cerita
Aku simpan rapi semua yang aku dengar
Tidak akan aku bagi apa yang aku terima
Biarkan senyum yang mereka dapat
Biarkan ceria yang mereka terima
Biarkan energi positif yang ada
Aku tutup rapat mulutku
Aku buka lebar hatiku
Aku bentangkan tanganku
dan…
Aku hasilkan karyaku
(Rakhmayanti)
——-
AKU KIRA
Rentang waktu aku kira membuat mereka lupa..
Padatnya aktivitas aku kira membuat mereka tidak sempat..
Jauhnya jarak aku kira membuat mereka enggan..
Selalu ingat,
Selalu sempat
Selalu ada kejutan
Hanya bisa berterima kasih
Hanya bisa menempatkan mereka, dalam hati dan doa..
(Rakhmayanti, 18 Maret 2014ri)
———DASTER
Kamu nyaman dan menyejukkan
Setia menemaniku..
Direfleksi soreku, diistirahat malamku,
dan diproduktif pagiku.
Kamu sederhana..
Pasti tidak hanya aku yang suka.
Setia menemaniku..
Disaat berkarya dengan laptopku,
disaat berpetualang dengan buku-bukuku,
disaat santai dengan pasangan hidupku.
Kamu tidak pernah arogan dengan payet-payetmu..
Kamu tidak pernah merasa paling penting
sehingga harus berada di tumpukan paling atas.
Tapi kamu punya andil sangat besar
Aku tidak akan pernah tampil segar
Kalau tidak istirahat cukup denganmu.
Aku tidak akan pernah dapat berkarya diluar sana
Tanpa persiapan yang cukup bersamamu.
(Rakhmayanti)
——–PEMIMPIN..,HEBATNYA TIADA TARA
Pemimpin, sepertinya dapat hidup tanpa anak buah..
Kesalahan yang dilakukan, diungkit sepanjang hayat.
Kecerobohan yang dilakukan, dijadikan bahan gunjingan.
Semua orang yang datang, akan mendapatkan ceritanya.
Tidak lelah apa?
Menyelesaikan tumpukan pekerjaan,
tidak semelelahkan melihatmu.
Tidak sadar apa?
Program-program itu tercapai karena andilnya
Pekerjaan menjadi ringan karena bantuannya
Pemimpin, hebatnya tiada tara..
Sampai bisa hidup tanpa anak buah.
(Rakhmayanti)
——-BOSAN
Selalu merasa kegiatannya paling penting..
Bosan melihatnya.
Selalu mengadu..
Apa ya hanya itu bisanya.
Selalu membicarakan orang
Bosan melihatnya.
Selalu hanya berani dibelakang..
Ternyata hanya itu bisanya.
Pintar, hebat, cekatan..
Aku mengagumimu.
Pandai bergunjing dan mengadu..
Aku lebih mengagumimu.
Hebatnya, punya waktu lebih untuk itu..
(Rakhmayanti)
——llU**N
Tuhan, terima kasih..
Engkau membuat penampilanku keren..
Bleaching beberapa helai dari Mu
Sungguh membuatku keren
Tuhan, terima kasih..
Engkau membuatkan kunci untukku
Kunci asli dari Mu
Telah mengunci rapat mulutku.
Tuhan, terima kasih
Engkau membuatku berbeda..
Hati yang kudapat dari Mu
Membuatku berbeda dari yang lain.
(Rakhmayanti)
Sumpah Mati
jangan ada lagi sebuah
pertengkaran
Kasih sayang adalah sebuah jalinan
Mohon mengerti ini adalah keadilan
Cobalah bersabar dan sedikit menahan
Kasih sayang adalah sebuah jalinan
Mohon mengerti ini adalah keadilan
Cobalah bersabar dan sedikit menahan
Jari manis itu masih kosong
Ingin sekali mengambil cincin dari kantong
Tapi warnanya seperti ungu terong
Ya Tuhan Tolong
Sumpah mati aku jatuh hati
Tak mampu aku menahan diri
Apalagi sampai melewati kesempatan ini
Karena aku tak mau hatinya dicuri lelaki
Empedu itu bertetangga dengan hati
Namun rasanya berbeda tapi tetap asri
Cobalah mengerti seperti apa perasaanku saat ini
Ragu pasti ada dan tetap menyelimuti
Ingin sekali mengambil cincin dari kantong
Tapi warnanya seperti ungu terong
Ya Tuhan Tolong
Sumpah mati aku jatuh hati
Tak mampu aku menahan diri
Apalagi sampai melewati kesempatan ini
Karena aku tak mau hatinya dicuri lelaki
Empedu itu bertetangga dengan hati
Namun rasanya berbeda tapi tetap asri
Cobalah mengerti seperti apa perasaanku saat ini
Ragu pasti ada dan tetap menyelimuti
Kekesalanku
Sekian lama aku tak bertemu
dengan dirinya
Serasa aku sudah melupakannya
Tapi kemarin aku tak sengaja melewatinya
Tapi ia pura-pura tak melihat aku ada
Api membara dalam hatiku
Begitu sakit tak menentu
Ingin sekali kucaci dirinya waktu itu
Berhenti didepannya lalu memukulnya hingga merasa malu
Aku benci
Tiada kata selain menguras isi hati
Perlu dia tahu aku ini bersifat manusiawi
Akan terluka jika dikhianati
Sadar diri dia hanya seorang pemuda biasa
Tapi kenapa dia selalu membayangi setiap langkah yang ada
Aku ini sudah tak mau lagi melihatnya
Tapi kenapa selalu tak sengaja melintas didepannya
Air mata mengalir tiada hentinya
Namun aku hanya mampu menahannya
Sungguh dirinya tak bisa merasakannya
Karena ia tak pernah tahu isi hatiku yang sebenarnya
Serasa aku sudah melupakannya
Tapi kemarin aku tak sengaja melewatinya
Tapi ia pura-pura tak melihat aku ada
Api membara dalam hatiku
Begitu sakit tak menentu
Ingin sekali kucaci dirinya waktu itu
Berhenti didepannya lalu memukulnya hingga merasa malu
Aku benci
Tiada kata selain menguras isi hati
Perlu dia tahu aku ini bersifat manusiawi
Akan terluka jika dikhianati
Sadar diri dia hanya seorang pemuda biasa
Tapi kenapa dia selalu membayangi setiap langkah yang ada
Aku ini sudah tak mau lagi melihatnya
Tapi kenapa selalu tak sengaja melintas didepannya
Air mata mengalir tiada hentinya
Namun aku hanya mampu menahannya
Sungguh dirinya tak bisa merasakannya
Karena ia tak pernah tahu isi hatiku yang sebenarnya
Benci Tapi Bukan Rindu
Hati ini merasa gundah
Hingga rinai bikin semua basah
Sebelum otak ini diasah
Rasanya seperti berada dalam sampah
Penyesalan tiada henti selalu datang belakangan
Kekesalan hati tetap tak bisa tertahan
Melihatnya bersama wanita idaman
Membuat rasa cemburu membuta dan tak nyaman
Selir hati itu lagu mas Ahmad Dani
Memang benci tapi bukan rindu apalagi masih mencintai
Meski mencoba menghindari
Tapi tetap merasa ingin memiliki
Benci benci benci tapi bukan rindu
Kesal kesal kesal tapi bikin malu
Marah marah marah semua menghantuiku
Lesu lesu lesu kedua mataku karena terus melihatmu
Pergi jauh dan tak usah kembali lagi
Kuikhlaskan dirimu memilih pujaan hati
Sudah jangan melihatku karena aku tak mau itu terjadi
Apalagi sampai ada cinta lama bersemi kembali
Hingga rinai bikin semua basah
Sebelum otak ini diasah
Rasanya seperti berada dalam sampah
Penyesalan tiada henti selalu datang belakangan
Kekesalan hati tetap tak bisa tertahan
Melihatnya bersama wanita idaman
Membuat rasa cemburu membuta dan tak nyaman
Selir hati itu lagu mas Ahmad Dani
Memang benci tapi bukan rindu apalagi masih mencintai
Meski mencoba menghindari
Tapi tetap merasa ingin memiliki
Benci benci benci tapi bukan rindu
Kesal kesal kesal tapi bikin malu
Marah marah marah semua menghantuiku
Lesu lesu lesu kedua mataku karena terus melihatmu
Pergi jauh dan tak usah kembali lagi
Kuikhlaskan dirimu memilih pujaan hati
Sudah jangan melihatku karena aku tak mau itu terjadi
Apalagi sampai ada cinta lama bersemi kembali
Rinai Hujan Malam Hari
Awan gelap bercampur petir
Pepohonan berdoa karena khawatir
Tanah kering menjadi basah seperti terukir
Meresap dalam serat bumi dan mengalir
Tangis terdengar seperti angin ribut
Semua gelap karena tertutup kabut
Kembali menetes halus bak belut
Membuat semua harus menutup mulut
Rinai hujan malam hari
Tak ada pelangi apalagi mentari
Semua peri ingin menari
Bersama bidadari dalam syurga hati
Hembus angin semilir membuat dingin
Menutup pintu agar tak masuk angin
Kalau pun dibilang rajin
Ucapkan saja kata amin
Sayu mata menggerogoti jiwa
Mulailah berdoa kemudian menutup kedua mata
Setelah tak ada suara semua terasa mati gaya
Itu karena sudah masuk ke alam mimpi sana
Pepohonan berdoa karena khawatir
Tanah kering menjadi basah seperti terukir
Meresap dalam serat bumi dan mengalir
Tangis terdengar seperti angin ribut
Semua gelap karena tertutup kabut
Kembali menetes halus bak belut
Membuat semua harus menutup mulut
Rinai hujan malam hari
Tak ada pelangi apalagi mentari
Semua peri ingin menari
Bersama bidadari dalam syurga hati
Hembus angin semilir membuat dingin
Menutup pintu agar tak masuk angin
Kalau pun dibilang rajin
Ucapkan saja kata amin
Sayu mata menggerogoti jiwa
Mulailah berdoa kemudian menutup kedua mata
Setelah tak ada suara semua terasa mati gaya
Itu karena sudah masuk ke alam mimpi sana
Melati
Berwarna putih itulah
dirimu
Harum dan lembut itulah dirimu
Diminati hati itulah dirimu
Membuat tersenyum itulah dirimu
Menandakan suci bunga yang prawan
Menampakkan cinta yang menawan
Mengharumkan berbagai ruangan
Membuat suasana terasa nyaman
Menenangkan pikiran melebarkan tujuan
Namun bukan untuk dimakan
Putih bersih seperti awan
Yang mampu mengeluarkan seorang tahanan
Menyirat hati namun tak membuat mati
Jangan iri dengan bunga melati
Sesungguhnya ia baik hati
Bisa dijadikan sahabat sejati
Harum dan lembut itulah dirimu
Diminati hati itulah dirimu
Membuat tersenyum itulah dirimu
Menandakan suci bunga yang prawan
Menampakkan cinta yang menawan
Mengharumkan berbagai ruangan
Membuat suasana terasa nyaman
Menenangkan pikiran melebarkan tujuan
Namun bukan untuk dimakan
Putih bersih seperti awan
Yang mampu mengeluarkan seorang tahanan
Menyirat hati namun tak membuat mati
Jangan iri dengan bunga melati
Sesungguhnya ia baik hati
Bisa dijadikan sahabat sejati
Anggur
Merah gelap warnamu namun
manis dirimu
Memabukkan pikiran membuat mata sayu
Lupa segala karena meminum kamu
Harusnya tahu bahwa semua itu tak perlu
Diam sejenak membuat suasana membisu
Jangan mengganggu apalagi mencuri hatiku
Sejujurnya aku suka padamu
Apalagi dengan anggur merah bercampur biru
Setahun berlalu aku masih menunggu
Di tempat itu namun kau tak juga menemuiku
Dimana dirimu oh pujaan hatiku
Tak mengertikah dirimu bahwa aku sudah rindu
Anggur itu memang memabukkanku
Sejak saat itu aku masih gila karenamu
Harusnya dulu aku tak bertemu denganmu
Jadinya aku tak akan menunggu
Memabukkan pikiran membuat mata sayu
Lupa segala karena meminum kamu
Harusnya tahu bahwa semua itu tak perlu
Diam sejenak membuat suasana membisu
Jangan mengganggu apalagi mencuri hatiku
Sejujurnya aku suka padamu
Apalagi dengan anggur merah bercampur biru
Setahun berlalu aku masih menunggu
Di tempat itu namun kau tak juga menemuiku
Dimana dirimu oh pujaan hatiku
Tak mengertikah dirimu bahwa aku sudah rindu
Anggur itu memang memabukkanku
Sejak saat itu aku masih gila karenamu
Harusnya dulu aku tak bertemu denganmu
Jadinya aku tak akan menunggu
persahabatan...
...hari berlalu tanpa henti
dan berhenti
tanpa disengaja kita kadang ga tau apa yg terjadi
dan smua membuat kita lupa akan yg terjadi
kesalah pahaman yang kadang membuat lupa sgalanya
itulah yang terjadi
hanya karena egoisme dari diri kita semata
hanya persahabatan yg sesungguhnya
yang tau arti dari persahabatan
dan susah buat dimengerti arti sesunggunya persahabatan
smoga kita ga terjebak dalam persahabatan
karena persahabatan kadang membawa kita ke lembah hitam yang gelap
itulah kenyataan yang terjadi
smoga kita smua mendapatkan arti dari sesungguhnya persahabatan
persahabatan yang mengerti tentang kita
agar kita ga terjebak dalam situasi
karena hanya persahabatn sejatilah
yang mengerti sgalanya!!!
tanpa disengaja kita kadang ga tau apa yg terjadi
dan smua membuat kita lupa akan yg terjadi
kesalah pahaman yang kadang membuat lupa sgalanya
itulah yang terjadi
hanya karena egoisme dari diri kita semata
hanya persahabatan yg sesungguhnya
yang tau arti dari persahabatan
dan susah buat dimengerti arti sesunggunya persahabatan
smoga kita ga terjebak dalam persahabatan
karena persahabatan kadang membawa kita ke lembah hitam yang gelap
itulah kenyataan yang terjadi
smoga kita smua mendapatkan arti dari sesungguhnya persahabatan
persahabatan yang mengerti tentang kita
agar kita ga terjebak dalam situasi
karena hanya persahabatn sejatilah
yang mengerti sgalanya!!!
Akhir Sebuah Penantian
berjam,berhari,bahkan berbulan aku menunggu
mengurai kesabaran diatas kegalauan jiwaku
kutatap langit kelam tiada berbintang
dimanakah dirimu menghilang....??
lembayung senja menyapa penuh malu
menerpakan kehangatan pada batas waktu
aku tersenyum dalam penantian panjangku
akankah dirimu kembali kepelukku.....??
kepergianmu tiada pesan dan kata
meninggalkan seribu tanya tanpa jawab
kini kehampaan mengisi ruang hatiku
sampai kapankah aku bertahan....??
kegelapan kini menjadi teman setia
menyibak kisi-kisi kerapuhan bertameng dusta
terseok,tertatih mencakup sebuah cinta
yang kini hilang ntah kemana....
hari demi haripun bergulir
bulan demi bulanpun terlewat
waktupun pun berjalan tak terhentikan
menapak angkuh pada batas kesabaran....
Kini aku berdiri dihadapanmu
diantara ilalang-ilalang liar itu
menatap nyalang nisan berukir
inikah jawaban sebuah takdir....??
di ujung senja penantian panjang itu berakhir....
seiring kepergianmu......
berjam,berhari,bahkan berbulan aku menunggu
mengurai kesabaran diatas kegalauan jiwaku
kutatap langit kelam tiada berbintang
dimanakah dirimu menghilang....??
lembayung senja menyapa penuh malu
menerpakan kehangatan pada batas waktu
aku tersenyum dalam penantian panjangku
akankah dirimu kembali kepelukku.....??
kepergianmu tiada pesan dan kata
meninggalkan seribu tanya tanpa jawab
kini kehampaan mengisi ruang hatiku
sampai kapankah aku bertahan....??
kegelapan kini menjadi teman setia
menyibak kisi-kisi kerapuhan bertameng dusta
terseok,tertatih mencakup sebuah cinta
yang kini hilang ntah kemana....
hari demi haripun bergulir
bulan demi bulanpun terlewat
waktupun pun berjalan tak terhentikan
menapak angkuh pada batas kesabaran....
Kini aku berdiri dihadapanmu
diantara ilalang-ilalang liar itu
menatap nyalang nisan berukir
inikah jawaban sebuah takdir....??
di ujung senja penantian panjang itu berakhir....
seiring kepergianmu......
Menggapai Awan
Menggapai awan sepenuh jiwa
Berbekal tulang, asa dan cinta
Terkadang hampa, sesak di hati
Terkulai lesu tangisi diri
Namun kubangkit teguhkan hati
Masihlah ada awan menanti
Walau menempuh jalan mendaki
Akan kucoba langkahkan kaki
Sampai kujatuh terdera batu
Ragaku kaku hati membeku
Seolah tak kuasa untuk melaju
Terduduk ragu menangis pilu
Kucoba lagi kumpulkan asa
Tabahkan hati kuatkan jiwa
Terus melangkah terus mendaki
Menggapai awan hingga akhir nanti
Menggapai awan sepenuh jiwa
Berbekal tulang, asa dan cinta
Terkadang hampa, sesak di hati
Terkulai lesu tangisi diri
Namun kubangkit teguhkan hati
Masihlah ada awan menanti
Walau menempuh jalan mendaki
Akan kucoba langkahkan kaki
Sampai kujatuh terdera batu
Ragaku kaku hati membeku
Seolah tak kuasa untuk melaju
Terduduk ragu menangis pilu
Kucoba lagi kumpulkan asa
Tabahkan hati kuatkan jiwa
Terus melangkah terus mendaki
Menggapai awan hingga akhir nanti
SAJAK DERITA PAHLAWAN DEVISA
Persetan dengan Devisa
Bila harus didatangkan dengan derita
Persetan dengan Devisa
Bila harus menjual derajat bangsa
Apakah bangsa ini tak punya malu?
Devisa didapat dari keringat babu
Lalu dirampok lagi oleh konglomerat bau
Berkongsi dengan Pejabat berhati Batu
Bangsa apa namanya kita.....?
Yang warganya tergusur gusur
Tergusur dari sini, dari negeri sendiri
Tergusur lagi dari sana,negara pemberi kerja
Persetan dengan Devisa
Bila harus didatangkan dengan derita
Persetan dengan Devisa
Bila harus menjual derajat bangsa
Apakah bangsa ini tak punya malu?
Devisa didapat dari keringat babu
Lalu dirampok lagi oleh konglomerat bau
Berkongsi dengan Pejabat berhati Batu
Bangsa apa namanya kita.....?
Yang warganya tergusur gusur
Tergusur dari sini, dari negeri sendiri
Tergusur lagi dari sana,negara pemberi kerja
Dihargai dengan julukan kemunafikan
Disebut sebagai Pahlawan
Pahlawan Devisa Negara
Kehormatan tak terpelihara
Pahlawan Devisa. Yang selalu terperkosa
Diperkosa disini.Diperkosa disana
Berangkat dengan upaya keras
Pulang disambut,untuk diperas
Disebut sebagai Pahlawan
Pahlawan Devisa Negara
Kehormatan tak terpelihara
Pahlawan Devisa. Yang selalu terperkosa
Diperkosa disini.Diperkosa disana
Berangkat dengan upaya keras
Pulang disambut,untuk diperas
Goresan
Goresan pena kecil...
Tak hentinya menjadikan garis
Menoreh alur kehampaan
Menyirat luka pedih
Ungkapan mengalir sejernih air
Membawa cahaya di atas gelisah
Takkan terulang cerita usang
Hanya harapan kehampaan
Tak jamin kan terulang
Mencari jalan yang dapat dipijak
Namun entah tak dapat melangkah
Hanya ada keinginan nyata
Menjadikan harapan dalam satu kata
Goresan pena kecil...
Tak hentinya menjadikan garis
Menoreh alur kehampaan
Menyirat luka pedih
Ungkapan mengalir sejernih air
Membawa cahaya di atas gelisah
Takkan terulang cerita usang
Hanya harapan kehampaan
Tak jamin kan terulang
Mencari jalan yang dapat dipijak
Namun entah tak dapat melangkah
Hanya ada keinginan nyata
Menjadikan harapan dalam satu kata
Orang-orang
miskin
Mereka Yang hidup beralaskan tikar
Terlantar ditengah ramainya ibu kota
yang merantau di jalanan
yang mengharap para dermawan
hanya sabar yang mereka andalkan
demi menunggu keadilan
tak ada daya melawan takdir
mungkin memang ini nasib orang-orang miskin
Bintang
bintang.....
walau kau jauh
tak dapat kujangkau
tapi kau tlah temani malamku
walau aku tak sanggup berada disampingku
tapi kau tetap bersamaku
setitik asa datang menyelinap
saat aku memandangmu
bintang...
bolehkah aku pinjam dirimu
tuk gantikan dia yang jauh disana
agar saat rindu ini mendera
aku masih bisa merasa
dia temani sepiku
menghapus airmataku
mengusir lelahku
tolong sampaikan padanya
cinta ini
sayang ini
setia ini
kupersembahkan hanya untuknya
hari ini
esok
dan kapanpun jua
walau kau jauh
tak dapat kujangkau
tapi kau tlah temani malamku
walau aku tak sanggup berada disampingku
tapi kau tetap bersamaku
setitik asa datang menyelinap
saat aku memandangmu
bintang...
bolehkah aku pinjam dirimu
tuk gantikan dia yang jauh disana
agar saat rindu ini mendera
aku masih bisa merasa
dia temani sepiku
menghapus airmataku
mengusir lelahku
tolong sampaikan padanya
cinta ini
sayang ini
setia ini
kupersembahkan hanya untuknya
hari ini
esok
dan kapanpun jua
Daa. . .
.Empat Sembilan
cipt.dhita ruari
Tak harus dua musim
menepis hujan yang seharusnya bersinar
Dikedalaman hati bermukim
isyarat hujan untuk berhenti
Diantara 50 aku berhenti
menengok ke 49 dan 51
Pengharapanku berkobar
untuk apa kembali ke 49
bila aku masih sanggup ke 51
Tanpa topan ku arungi samudera
hanya angin yang sedikit kencang
Bantuan yang diatas
memberiku kecepatan penuh untuk sampai ke 51
Perlahan namun pasti
dengan sayap pengharapanku
Aku terbang meninggalkan hujan
mencari mentari jawaban pengharapanku
yang kini sudah kudapatkan
hai 51-
selamat datang dikehidupanku yang baru
dan kamu -49
selamat tinggal masa lalu
menepis hujan yang seharusnya bersinar
Dikedalaman hati bermukim
isyarat hujan untuk berhenti
Diantara 50 aku berhenti
menengok ke 49 dan 51
Pengharapanku berkobar
untuk apa kembali ke 49
bila aku masih sanggup ke 51
Tanpa topan ku arungi samudera
hanya angin yang sedikit kencang
Bantuan yang diatas
memberiku kecepatan penuh untuk sampai ke 51
Perlahan namun pasti
dengan sayap pengharapanku
Aku terbang meninggalkan hujan
mencari mentari jawaban pengharapanku
yang kini sudah kudapatkan
hai 51-
selamat datang dikehidupanku yang baru
dan kamu -49
selamat tinggal masa lalu
Kamu
dan Aku
jika kamu adalah dia
dia adalah kamu...
kamu dikehendaki Tuhan dengan aku
aku dan kamu pasti bersatu
bersatu lah kita jika Tuhan menghendaki aku dan kamu
kamu dan aku pasti bertemu lagi
lagi pula pasti ada kesempatan
kesempatan yang mungkin tak terduga
terdugalah mungkin bila kita jodoh
jodoh takkan kemana
kemana pun kamu pergi
pergi kemana pun kamu
kamu akan kembali kepadaku
kepadaku lah kau kembali
kembalinya kau hanya padaku
Kembalilah
jika yang dulu kembali
jika yang lewat berbalik
akan kusambut kembali
jika yang dulu masih ada rasa
jika yang dulu masih ada jejak
kembalilah kepada yang dulu
karna yang dulu masih disini
katakan jika memang ingin
lakukan jika bersungguh-sungguh
karna aku akan lebih baik dari yang dulu
yang dulu kurang
kini pasti lebih
yang dulu sedikit
kini pasti banyak
jika kamu adalah dia
dia adalah kamu...
kamu dikehendaki Tuhan dengan aku
aku dan kamu pasti bersatu
bersatu lah kita jika Tuhan menghendaki aku dan kamu
kamu dan aku pasti bertemu lagi
lagi pula pasti ada kesempatan
kesempatan yang mungkin tak terduga
terdugalah mungkin bila kita jodoh
jodoh takkan kemana
kemana pun kamu pergi
pergi kemana pun kamu
kamu akan kembali kepadaku
kepadaku lah kau kembali
kembalinya kau hanya padaku
Kembalilah
jika yang dulu kembali
jika yang lewat berbalik
akan kusambut kembali
jika yang dulu masih ada rasa
jika yang dulu masih ada jejak
kembalilah kepada yang dulu
karna yang dulu masih disini
katakan jika memang ingin
lakukan jika bersungguh-sungguh
karna aku akan lebih baik dari yang dulu
yang dulu kurang
kini pasti lebih
yang dulu sedikit
kini pasti banyak
Jatuh
dalam Hatimu
saat mata ini menutup
ku rasakan getaran di pipiku
mengalir deras tak terhingga
saat ku buka mata ini
hanya ada sebuah genangan air di pelupuk mata
menahan sakit yang menjelajah
menopang beban yang amat berat
saat aku melihat mu
saat aku mencoba mencarimu
tiap langkah yang ku tempuh
seperti hanya sebuah kesia-siaan
menjejakkan cinta untukmu
seperti menjejakkan kaki di lumpur hisap
semakin ku meronta, semakin ku jatuh ke dalamnya
yang ku tahu
aku bahagia telah ada di bagian hidupmu
walau hanya menjadi sebuah atap dan lantai
aku yang slalu siap
untuk jadi payung, rumah, lantai, atap atau pun tisu
aku slalu siap untuk kau tinggalkan
untuk kau buang
untuk menghapus air matamu
dan untuk melingdungimu dari badai.
dan aku pun,
selalu siap untuk kau tinggalkan
Sesulit
inikah Melupakanmu?
Mencoba untuk melupakanmu sedemikian rupa,
hingga ku benar-benar tak sanggup berhenti memikirkanmu
mencoba menjadikan semuanya agar berubah
agar kau tak menjadi poros hidupku
Tapi sampai kini, waktu itu belum kutemukan
hingga ku terus berlari mengejar waktu,
dimana aku bisa berhenti memikirkanmu.
Mencoba untuk melupakanmu sedemikian rupa,
hingga ku benar-benar tak sanggup berhenti memikirkanmu
mencoba menjadikan semuanya agar berubah
agar kau tak menjadi poros hidupku
Tapi sampai kini, waktu itu belum kutemukan
hingga ku terus berlari mengejar waktu,
dimana aku bisa berhenti memikirkanmu.
Hai orang dewasa..
Coba tataplah kesini
Mereka membuat rumah dari biskuit
Menimba kolam susu manis
Membuat telaga dengan sirup berwarna
Menanam pohon permen seratus rasa
Mereka membuat hujan coklat
Mereka membuat rumah dari biskuit
Menimba kolam susu manis
Membuat telaga dengan sirup berwarna
Menanam pohon permen seratus rasa
Mereka membuat hujan coklat
Dan amatilah..
Mereka berlarian di
hamparan rumput hijau
Tiba-tiba tumbuh sayap di badan mereka
Tubuh mereka melayang lepas
Terbang menyentuh awan kapas
Ada banyak senyum lepas dan bebas
Hampir tidak ada tangis disana…
Tiba-tiba tumbuh sayap di badan mereka
Tubuh mereka melayang lepas
Terbang menyentuh awan kapas
Ada banyak senyum lepas dan bebas
Hampir tidak ada tangis disana…
Mendekatlah..
Tapi jangan rusak rumah
biskuit mereka
Tolong jangan racuni kolam dan telaganya
Jangan tebang pohon permen mereka
Jangan kemaraukan hujan coklatnya
Jangan pernah cabuti sayap mereka
Biarkan tawa dan senyum itu tetap lepas
Tolong jangan racuni kolam dan telaganya
Jangan tebang pohon permen mereka
Jangan kemaraukan hujan coklatnya
Jangan pernah cabuti sayap mereka
Biarkan tawa dan senyum itu tetap lepas
Sentuh mereka
pelan-pelan
Belai mereka dengan perangkat hatimu
Rangkul mereka dengan tangan ikhlasmu
Nyanyikan lagu irama kebebasan
Hanya itu permohonan mereka
Mendekat, dengarkan dan pahami mereka…
Belai mereka dengan perangkat hatimu
Rangkul mereka dengan tangan ikhlasmu
Nyanyikan lagu irama kebebasan
Hanya itu permohonan mereka
Mendekat, dengarkan dan pahami mereka…
Pahlawan Kehidupan
Karya : Nur Wachid
Ku lihat kau berbuat
Ku dengar kau berbicara
Ku rasakan kau merasakan
Mata binar tak khayal menjadi panutan
Sejuk terasa haluan kata – katamu
Menjadi sugesti pada diri kami
Hingga jiwa ini tak sanggup berlari
Menjauhi jalan hakiki
Lelah dirimu tak kau risaukan
Hiruk pikuk kehidupan mengharu biru
Itu jasa tentang pengabdian
Bukan jasa tentang perekonomian
Semangatmu menjadi penghidupan
Untuk kami menjalani kehidupan
Jangan pernah kau bosan
Jadi haluan panutan
Meski pertiwi dalam kesengsaraan
Kaulah pelita cahaya kehidupan
Terima kasih untukmu
Sang pahlawan kehidupan
Aku
Karya : Nur Wachid
Aku berdiri ditengah penjuru
Aku besar dengan nama itu
Aku bukan manusia
Aku hanya sebuah kata
Namaku lambang kecerdasan
Namaku membunuh kebodohan
Betapa hebatnya aku ?
Tak ada yang menandingiku
Sampai ini ku tak merasa hebat
Ini kali ku menangis
Bukan yang pertama
Bukan yang kedua
Tiada pemakai namaku
Yang menjadikanku hebat
Disana – sini kebodohan
Belum terbunuh olehku
Tangisan ini penuh pilu
Belum banyak kecerdasan
Yang bertaburan
Jadilah pahlawanku anak negeri
Hentikan pilu tangisku
Buatlah aku tersenyum
Merasa bangga akan namaku
Lilin Kegelapan
Karya : Nur
Wachid
Titik air menitik
Berbaris jarum jam berdetik
Tak henti dalam putaran waktu
Menembus masuk roda itu
Menjadi pilar generasi penerus
Bermuara menjelma sebagai arus
Berbaris ditengah tangisan pertiwi
Tak buat henti langkahkan kaki
Baktiku hanya tuk negeri ini
Ku akan jadi lilin ditengah kegelapan
Melawan segala kemunafikan
Semangatku bagai pejuang 45’
Penerus cita – cita pahlawan kita
Wahai sang guruku
Tuntunlah aku menjadi aku
Jasamu tak tampak mata
Berwujud dalam hati sanubari
Titik air menitik
Ilmu mu kan ku petik
Bukan buat negara munafik
Baca Tulis
Karya : Nur
Wachid
Senja meradang kerinduan
Goresan pena menyayat kalbu
Tangisanku tak membuat pilu
Hei .. wahai pemimpinku
Pandanglah aku yang kusut ini
Duduk di sekolah ku tak bisa
Bagaimana ku tak bisa bodoh ?
Hiduppun beralas tanah
Tidurpun beratap langit
Ahhh,....
Bosan ku
tak dapat membaca
Bingung
ku tak dapat menulis
Seandainya
ada pemimpin menangis
Pasti ku dapat baca tulis
Do’a dan Harapku
Karya : Nur
Wachid
Fajar pagi tampak layuh
Sinarnya tak tampak
Jangan kau melihat itu
Bagiku itu palsu
Ku hanya ingin semangatmu
Bukan ingin egomu
Langkahkan kakimu anak didikku
Cepat dan semakin cepat
Sekali jangan buat lambat
Beribu – ribu kata akan tersendat
Besar sungguh harapku
Pada anak berpacu dengan waktu
Do’a ku selalu iringi langkahmu
Taman Ilmu
Karya : Nur Wachid
Musim kemarau panas berkepanjangan
Musim penghujan hujan berdatangan
Itulah hebatnya dirimu
Panas hujan tetap buat kau berdiri
Kau hanya tumpukan bata merah
Tulang mu hanya dari besi
Seindah dirimu namamu sama
Seburuk bentukmu tak kurangi gunamu
Kaulah taman kehidupan
Tempat tertanam berjuta ilmu
Bunga merekah terlahir darimu
Hiruk pikuk pendidikan tertelan olehmu
Tanpamu semua tampak bodoh
Alangkah indahnya .....
Jika dirimu berdiri dimana – mana
Tanpa ada beda di desa dan kota
Sayangnya kau bukan manusia
Kakimu tertanam di bumi
Tak dapat jalan kemana – mana
KEINDAHAN ALAM
Puisi
Cahyaning P.
Bak gelombang jiwa di udara
Laksana sinar di pagi hari
Bagaikan rembulan mengarunggi samudra
Seperti peri kehilangan cahaya matahari
Meskipun langit menyinari bumi
Mirip bola di senja kelap
Umpama terbang setinggi awan
Bagaikan bintang menghiasi malam
Sinar mentari bagaikan surya.
Bak gelombang jiwa di udara
Laksana sinar di pagi hari
Bagaikan rembulan mengarunggi samudra
Seperti peri kehilangan cahaya matahari
Meskipun langit menyinari bumi
Mirip bola di senja kelap
Umpama terbang setinggi awan
Bagaikan bintang menghiasi malam
Sinar mentari bagaikan surya.
PUISI
PANTAI
oleh: Panca Empri
kubiarkan ombak mengusap
kedua kakiku seperti menari-nari
dalam buaian keriaan kalbumu
kupandang jauh
jauh di ufuk kebiruan berpadu
yang menyatukan langit dan laut
namun waktupun sekejap berlalu
beranjak dari pesona
dengan hamparan pasir putihmu
debur ombak yang berdebar
dan keceriaan anak-anak tertawa
tersenyum serta lesung pipimu
bak guratan pasir jemari-jemari lentik
yang sesekali gelombang menyapanya
waktu yang tak pernah kembali
berjalan bahkan berlari
ijinkanlah kutemui
bukan sekedar untaian mimpi
kan kubasuh kakiku di pantaimu
Sore Hari di Tepi Pantai
Puisi Ayu Siti Mariam
Ketika mentari mulai tenggelam
Langit terlihat sangat indah
Gulungan ombak yang menari-nari
Menambah keindahan sore itu
Ditemani angin sepoi-sepoi
Dalam duduk, aku termenung
Teringat Sosok Sang Pencipta
Dalam hati aku berbisik
Tuhan
Alam indah ini
Kau ciptakan dengan begitu sempurna
Kini, ku sadari betapa Maha Kuasanya Diri-Mu
oleh: Panca Empri
kubiarkan ombak mengusap
kedua kakiku seperti menari-nari
dalam buaian keriaan kalbumu
kupandang jauh
jauh di ufuk kebiruan berpadu
yang menyatukan langit dan laut
namun waktupun sekejap berlalu
beranjak dari pesona
dengan hamparan pasir putihmu
debur ombak yang berdebar
dan keceriaan anak-anak tertawa
tersenyum serta lesung pipimu
bak guratan pasir jemari-jemari lentik
yang sesekali gelombang menyapanya
waktu yang tak pernah kembali
berjalan bahkan berlari
ijinkanlah kutemui
bukan sekedar untaian mimpi
kan kubasuh kakiku di pantaimu
Sore Hari di Tepi Pantai
Puisi Ayu Siti Mariam
Ketika mentari mulai tenggelam
Langit terlihat sangat indah
Gulungan ombak yang menari-nari
Menambah keindahan sore itu
Ditemani angin sepoi-sepoi
Dalam duduk, aku termenung
Teringat Sosok Sang Pencipta
Dalam hati aku berbisik
Tuhan
Alam indah ini
Kau ciptakan dengan begitu sempurna
Kini, ku sadari betapa Maha Kuasanya Diri-Mu
Air
mata Bumi
Puisi Aniqotul Himmah
Dulu...
Pemandangan hijau begitu lapang
Buat mata nan tubuh
Terasa segar
Namun...
Kini bumi mulai nangis
Marah sebab kecewa
Pada ulah dan tingkah manusia
Sadarkah kalian?
Banjir,
Longsor,
Gempa bumi,
Itu bagian dari air mata bumi yang marah
Sadarlah wahai manusia!
Renungkan semua ulah dan tingkahmu,
Renungkan nasib anak cucumu kelak
Sebab air mata bumi
Kini mulai berjatuhan
Puisi Pantai
oleh Segaca Galuh
Kemilau sang surya menyambut datangnya fajar
Kubuka jendela mata ini
Kudengar alunan camar bernyanyi
Kurasakan hembusan angin bertiup kencang
Suasana yang sepi…
Ombak bergulung – gulung berkejaran
Baru kusadari
Betapa indah rahasia Illahi
Sang Khaliq menciptakan semua ini
Agar kita dapat merasakan..,
Keindahan…
Kesejukan…
Kasih sayang yang beliau beri..
Talangsari
oleh Sri Rejeki Bu Sri
Pada liku bukitmu
pernah kutitipkan cinta
pada semilir anginmu
pernah kutitip rindu
pada jembatan besi talangsari
pernah kusemat asa
tiga windu hampir berlalu
kini semua telah tiada
bukitmu tak lagi tersipu merona
anginmu tak lagi lembut menggoda
Senja Menyapa
Puisi ndut viola
Senja hari telah menanti.. betapa indahnya ke Agungan Tuhan
insan bahagia memadu kasih..
Senja hari telah tiba ..
Anggun nya sungguh menyejukkan hati
Senja hari menggantikan terang
dimana saat keromantisan tiba.
Alangkah indahnya Senja hari.
Belantara Nan Perawan
oleh Widi Riani
Melangkah perlahan, di antara pucuk dedaunan
Bersama angin yang mengalir, menyusuri sela-sela batu di lereng gunung
Hangatnya atmosfir di relung hati membaur aroma nafasmu
Semakin dekat, semakin kurasa himpitan mesra pepohonan
Sayang,
Harum.., wangi tubuhmu
Mendesak asa tuk mengejar
Semakin dekat.., semakin hangat
canda,
tawa,
sanjungan,
cubitan kecil,
lirikan nakal,
menghimpit tarikan napas demi napas
Sayang,
Senyum segar nan memikat hati
Mengundang naluri tuk memiliki
Semakin dekat.., semakin hangat
biru,
hijau
putih,
kuning,
jingga,
merah,
Menerbangkan rasa yang menggelora
Menggoda hasrat membara
Menyala, membakar segala yang ada
Sayang, tahukah dirimu
Indah,
Cantik,
Wangi,
Segar,
Merangsang?
Sayang,
Jangan sentuh dia
Jangan ambil dia
Jangan rusak dia
Jangan telanjangi dia
Sayang,
Belantara nan perawan
Menjadi penyimpan air kehidupan
Jangan ambil hutanku
Agar tetap lestari,
Puisi Aniqotul Himmah
Dulu...
Pemandangan hijau begitu lapang
Buat mata nan tubuh
Terasa segar
Namun...
Kini bumi mulai nangis
Marah sebab kecewa
Pada ulah dan tingkah manusia
Sadarkah kalian?
Banjir,
Longsor,
Gempa bumi,
Itu bagian dari air mata bumi yang marah
Sadarlah wahai manusia!
Renungkan semua ulah dan tingkahmu,
Renungkan nasib anak cucumu kelak
Sebab air mata bumi
Kini mulai berjatuhan
Puisi Pantai
oleh Segaca Galuh
Kemilau sang surya menyambut datangnya fajar
Kubuka jendela mata ini
Kudengar alunan camar bernyanyi
Kurasakan hembusan angin bertiup kencang
Suasana yang sepi…
Ombak bergulung – gulung berkejaran
Baru kusadari
Betapa indah rahasia Illahi
Sang Khaliq menciptakan semua ini
Agar kita dapat merasakan..,
Keindahan…
Kesejukan…
Kasih sayang yang beliau beri..
Talangsari
oleh Sri Rejeki Bu Sri
Pada liku bukitmu
pernah kutitipkan cinta
pada semilir anginmu
pernah kutitip rindu
pada jembatan besi talangsari
pernah kusemat asa
tiga windu hampir berlalu
kini semua telah tiada
bukitmu tak lagi tersipu merona
anginmu tak lagi lembut menggoda
Senja Menyapa
Puisi ndut viola
Senja hari telah menanti.. betapa indahnya ke Agungan Tuhan
insan bahagia memadu kasih..
Senja hari telah tiba ..
Anggun nya sungguh menyejukkan hati
Senja hari menggantikan terang
dimana saat keromantisan tiba.
Alangkah indahnya Senja hari.
Belantara Nan Perawan
oleh Widi Riani
Melangkah perlahan, di antara pucuk dedaunan
Bersama angin yang mengalir, menyusuri sela-sela batu di lereng gunung
Hangatnya atmosfir di relung hati membaur aroma nafasmu
Semakin dekat, semakin kurasa himpitan mesra pepohonan
Sayang,
Harum.., wangi tubuhmu
Mendesak asa tuk mengejar
Semakin dekat.., semakin hangat
canda,
tawa,
sanjungan,
cubitan kecil,
lirikan nakal,
menghimpit tarikan napas demi napas
Sayang,
Senyum segar nan memikat hati
Mengundang naluri tuk memiliki
Semakin dekat.., semakin hangat
biru,
hijau
putih,
kuning,
jingga,
merah,
Menerbangkan rasa yang menggelora
Menggoda hasrat membara
Menyala, membakar segala yang ada
Sayang, tahukah dirimu
Indah,
Cantik,
Wangi,
Segar,
Merangsang?
Sayang,
Jangan sentuh dia
Jangan ambil dia
Jangan rusak dia
Jangan telanjangi dia
Sayang,
Belantara nan perawan
Menjadi penyimpan air kehidupan
Jangan ambil hutanku
Agar tetap lestari,
TSUNAMI 1
Seharusnya kubuat kapal besar
di puncak gedung bertingkat itu
tapi sebelumnya tak ada pertanda
juga isyarat lainnya
badai gelombang itu datang tiba-tiba
bahkan sesudah gempa
tak ada senggang waktu untuk mengira
aku hanya bisa berharap
ada kapal besar yang lewat
tapi sudah lama sekali
kapal Nuh tidak berlayar lagi
TSUNAMI 2
seusai badai gelombang
di pantai itu aku menemui
seorang lelaki tua
Khidir namanya
lantas kakek kurus itu bercerita
muatan perahu Nuh sudah penuh
ia hanya sebentar singgah di sini
membawa beberapa anak dan orang dewasa
berlabuh ke surga
sayang, jumlahnya sedikit saja
Duka Bangsaku
Beribu-ribu nyawa melayang
Ditebas derasnya ombak
Beribu-ribu orang hilang terbawa gelombang tsunami
Tangis pilu
Terdengar dimana-mana
Jeritan-jeritan
Gambarkan kesedihan
Mayat-mayat bergelimpangan
Menunggu kepastian
Untuk di semayamkan
Jalan-jalan terputus
Rumah-rumah hancur
Dan pohon-pohon tumbang
kini..kini bangsaku berduka
kini..kini ibu pertiwi menangis
melihat aceh yang porak poranda
tsunami……
Seharusnya kubuat kapal besar
di puncak gedung bertingkat itu
tapi sebelumnya tak ada pertanda
juga isyarat lainnya
badai gelombang itu datang tiba-tiba
bahkan sesudah gempa
tak ada senggang waktu untuk mengira
aku hanya bisa berharap
ada kapal besar yang lewat
tapi sudah lama sekali
kapal Nuh tidak berlayar lagi
TSUNAMI 2
seusai badai gelombang
di pantai itu aku menemui
seorang lelaki tua
Khidir namanya
lantas kakek kurus itu bercerita
muatan perahu Nuh sudah penuh
ia hanya sebentar singgah di sini
membawa beberapa anak dan orang dewasa
berlabuh ke surga
sayang, jumlahnya sedikit saja
Duka Bangsaku
Beribu-ribu nyawa melayang
Ditebas derasnya ombak
Beribu-ribu orang hilang terbawa gelombang tsunami
Tangis pilu
Terdengar dimana-mana
Jeritan-jeritan
Gambarkan kesedihan
Mayat-mayat bergelimpangan
Menunggu kepastian
Untuk di semayamkan
Jalan-jalan terputus
Rumah-rumah hancur
Dan pohon-pohon tumbang
kini..kini bangsaku berduka
kini..kini ibu pertiwi menangis
melihat aceh yang porak poranda
tsunami……
Selembar Puisi
Untukmu Ibu
Dentang nafasmu menyeruak hari hingga senja
Tak ada lelah menggores diwajah ayumu
Tak ada sesal kala semua harus kau lalui
Langkah itu terus berjalan untuk kami
Dua bidadari kecilmu…
Dentang nafasmu menyeruak hari hingga senja
Tak ada lelah menggores diwajah ayumu
Tak ada sesal kala semua harus kau lalui
Langkah itu terus berjalan untuk kami
Dua bidadari kecilmu…
Desah mimpimu berlari
mengejar bintang
Berharap kami menjadi mutiara terindahmu
Dalam semua peran yang kau mainkan di bumi
Ini peran terbaikmu
mengejar bintang
Berharap kami menjadi mutiara terindahmu
Dalam semua peran yang kau mainkan di bumi
Ini peran terbaikmu
Dalam lelah kau rangkai
kata bijak untuk kami
Mengurai senyum disetiap perjalanan kami
Mendera doa disetiap detik nafas kami
Ibu… kau berlian dihati kami
Mengurai senyum disetiap perjalanan kami
Mendera doa disetiap detik nafas kami
Ibu… kau berlian dihati kami
Relung hatimu begitu
indah
Hingga kami tak sanggup menggapai dalamnya
Derai air matamu menguntai sebuah harap
Di setiap sholat malammu
Hingga kami tak sanggup menggapai dalamnya
Derai air matamu menguntai sebuah harap
Di setiap sholat malammu
Ibu…
Kami hanya ingin menjadi sebuah impian untukmu
Membopong semua mimpimu dalam pundak kami
Kami hanya ingin menjadi sebuah impian untukmu
Membopong semua mimpimu dalam pundak kami
Ibu…
Jangan benci kami
jika kami membuatmu menangis.
Jangan benci kami
jika kami membuatmu menangis.
Bundaku sayank
Lihatlah kami Bunda
Lihatlah senyum kedamaian Malam ini
Kita meminta penuh harap
Kepadamu ya Rob untuk kau Ridhoi
Kami hadir sepakat merajut angan
Sesuai bersujud ketika matahari kembali keperluan
Masi terasa pelukan do’a di atas sajadah penuh makna
Ma’afkan kami Bunda
Do’aku , do’a bunda yang penuh makna
Yang senantiasa memohonkan ampun
Dosa-dosa kita yang tak pernah berakhir
Do’amu Bunda
Sebagai penyejuk hati yang kadang pecah
Sebagai ujian dan cobaan yan g kadang abis menjebak iman kita
Malam ini mari kita berpetualang mencari ridhonya
Tuk meraih cita dan cintailah Dalam mahliga Surga .
Lihatlah kami Bunda
Lihatlah senyum kedamaian Malam ini
Kita meminta penuh harap
Kepadamu ya Rob untuk kau Ridhoi
Kami hadir sepakat merajut angan
Sesuai bersujud ketika matahari kembali keperluan
Masi terasa pelukan do’a di atas sajadah penuh makna
Ma’afkan kami Bunda
Do’aku , do’a bunda yang penuh makna
Yang senantiasa memohonkan ampun
Dosa-dosa kita yang tak pernah berakhir
Do’amu Bunda
Sebagai penyejuk hati yang kadang pecah
Sebagai ujian dan cobaan yan g kadang abis menjebak iman kita
Malam ini mari kita berpetualang mencari ridhonya
Tuk meraih cita dan cintailah Dalam mahliga Surga .
pahlawan
sepanjang masa
masih ku pandang kini senyum indah darinya.
sungguh ku tak ingin lagi melihat tangisanya hanya karena derita.
tiap tetes peluh yang ia alirkan
tiap tetes darah perjuangannya
yang membawaku mengenal dunia fana ini.
takkan pernah ku lupa
hingga akhir nafas ini,
yahh, aku masih mau teru bersamanya
tentunya dalam keadaan berjaya…
masih ku pandang kini senyum indah darinya.
sungguh ku tak ingin lagi melihat tangisanya hanya karena derita.
tiap tetes peluh yang ia alirkan
tiap tetes darah perjuangannya
yang membawaku mengenal dunia fana ini.
takkan pernah ku lupa
hingga akhir nafas ini,
yahh, aku masih mau teru bersamanya
tentunya dalam keadaan berjaya…
Buat mak
Aku ingat lautan yang pecah dimatamu
sewaktu aku menuju jauh lepas diderit pintu
dan wewangian nafasmu yang menyapu mukaku
pada dendang penghantar kantuk sebelum subuh
aku ingat itu
ada yang tak terserap waktu
kecupan lembut dikeningku
hangatnya sungguh tak lekang dari jiwaku
aku rindu dan rindu
mak…
aku ingin kembali pada purnama yang telah jauh
pada piawai jemarimu yang lembut mengusap rambutku
barang sekejappun aku rela
aku hanya ingin mengulang ritual menyiangi rerumputan dilaman
menyusuri pematang dengan gelak kanak kanakku di pangkuanmu
mak…
rinduku memuncak, sangat…!
padamu…
pada kekasih abadi, hidup dan mati.
Aku ingat lautan yang pecah dimatamu
sewaktu aku menuju jauh lepas diderit pintu
dan wewangian nafasmu yang menyapu mukaku
pada dendang penghantar kantuk sebelum subuh
aku ingat itu
ada yang tak terserap waktu
kecupan lembut dikeningku
hangatnya sungguh tak lekang dari jiwaku
aku rindu dan rindu
mak…
aku ingin kembali pada purnama yang telah jauh
pada piawai jemarimu yang lembut mengusap rambutku
barang sekejappun aku rela
aku hanya ingin mengulang ritual menyiangi rerumputan dilaman
menyusuri pematang dengan gelak kanak kanakku di pangkuanmu
mak…
rinduku memuncak, sangat…!
padamu…
pada kekasih abadi, hidup dan mati.
TERIMA KASIH
IBUKU TERSAYANG
IBU…..
kau bagai rembulan di hidupku,bagai matahari yang menyinari pagi dengan kehangatannya,&kau bagaikan bidadari dalam hidupku.
IBU…..
betapa besar pengorbananmu pada anak2-mu,9 bulan kami ada dalam kandunganmu,
hingga kau mengorbankan nyawa saat melahirkan kami ke dunia ini & membesarkan kami dengan kasih sayangmu yang tulus sejernih air yang mengalir disurga.
IBU…..
beribu2 ku ucapkan terima kasih padamu,
walau ucapan terima kasih ku takkan pernah cukup dengan semua pengorbanan dan kasih sayangmu selama ini.
IBU…..
aku berjanji akan menjadi anak yang terbaik bagimu,
TERIMA KASIH IBU
kau bagai rembulan di hidupku,bagai matahari yang menyinari pagi dengan kehangatannya,&kau bagaikan bidadari dalam hidupku.
IBU…..
betapa besar pengorbananmu pada anak2-mu,9 bulan kami ada dalam kandunganmu,
hingga kau mengorbankan nyawa saat melahirkan kami ke dunia ini & membesarkan kami dengan kasih sayangmu yang tulus sejernih air yang mengalir disurga.
IBU…..
beribu2 ku ucapkan terima kasih padamu,
walau ucapan terima kasih ku takkan pernah cukup dengan semua pengorbanan dan kasih sayangmu selama ini.
IBU…..
aku berjanji akan menjadi anak yang terbaik bagimu,
TERIMA KASIH IBU
Ga Butuh Hari
Ibu
kemarin, hari ini
dan esokpun tetap dalam darahmu Ibu
tapi dia
aku enggan meyapanya ibu
tak sudi ku memanggilnya bunda
kan putus sebagai mama
terbuang dari umy, apalagi ina’
memahami air mata yang kau rampas
mengenangmu hanya dalam tragedi
bukan menyapa tuk memahat rindu
dan juga bukan mengharap serpihan tangga
meskipun dekat dan nyata
namun jauh dan musnah
bukankah malam merindu pagi
atau rindu takdir nan pasti
ku telah memastikan esok kan menangis
moga air mata kan hadir dalam pelukanmu
meski sekejap nan pasti
menukar angin atau hujan
demi air dan mata
tapi jika tidak!
tak akan kupanggil ina’
dan Ga Butuh Hari Ibu
kemarin, hari ini
dan esokpun tetap dalam darahmu Ibu
tapi dia
aku enggan meyapanya ibu
tak sudi ku memanggilnya bunda
kan putus sebagai mama
terbuang dari umy, apalagi ina’
memahami air mata yang kau rampas
mengenangmu hanya dalam tragedi
bukan menyapa tuk memahat rindu
dan juga bukan mengharap serpihan tangga
meskipun dekat dan nyata
namun jauh dan musnah
bukankah malam merindu pagi
atau rindu takdir nan pasti
ku telah memastikan esok kan menangis
moga air mata kan hadir dalam pelukanmu
meski sekejap nan pasti
menukar angin atau hujan
demi air dan mata
tapi jika tidak!
tak akan kupanggil ina’
dan Ga Butuh Hari Ibu
rindu bunda
membuyar,
raut lelah pada senyuman bunda
tertatih
menanti sang buah hati berkelana
mengapa memberat tanya pada senyumnya
dan
waktu jua yang melumat egonya
meski tak merasa dekapnya
senyumnya tlah berkaca
menilai kehadiran buah hatinya yang terluka
kasihnya memang sepanjang masa
membuyar,
raut lelah pada senyuman bunda
tertatih
menanti sang buah hati berkelana
mengapa memberat tanya pada senyumnya
dan
waktu jua yang melumat egonya
meski tak merasa dekapnya
senyumnya tlah berkaca
menilai kehadiran buah hatinya yang terluka
kasihnya memang sepanjang masa
SEPENGGAL PESAN
UNTUK IBU
Untuk Ibu yang sekarang di Arab saudi-
Saat kau pulang nanti
bunga bunga berbaris rapi
menghafal bau keringatmu
membaca coret baktimu
Saat kau pulang nanti
tak ku biarkan kau sendiri
berhentilah meninggalkan negri
kini ku siap untuk mengganti
saat kau pulang nanti
kan ku buat kau sewangi melati
meski kini kita merasa sepi
namun cintamu abadi
Untuk Ibu yang sekarang di Arab saudi-
Saat kau pulang nanti
bunga bunga berbaris rapi
menghafal bau keringatmu
membaca coret baktimu
Saat kau pulang nanti
tak ku biarkan kau sendiri
berhentilah meninggalkan negri
kini ku siap untuk mengganti
saat kau pulang nanti
kan ku buat kau sewangi melati
meski kini kita merasa sepi
namun cintamu abadi
Harum
peluhmu,IBU.
Kurasakan harum peluhmu di pelupuk hati
Dekap pelukmu,damaikan jiwa menapak dunia
Aku tertimang pada dia yg mendendangkan syair kehidupan dalam temaram sang Jagat
Kaulah IBU yg memalaikat jiwa
Aku memahakan setiap denyut pengorbananmu
Di pelupuk mata,hati dan jiwa,ak ingin melihat senyummu,IBU.
Aku merindumt,,,sampai kapanpun.!
Engkaulah ibu yg mengejakan rumus hidup padaku
Tiada akhir bagiku untuk menyayangimu,IBU.
Kurasakan harum peluhmu di pelupuk hati
Dekap pelukmu,damaikan jiwa menapak dunia
Aku tertimang pada dia yg mendendangkan syair kehidupan dalam temaram sang Jagat
Kaulah IBU yg memalaikat jiwa
Aku memahakan setiap denyut pengorbananmu
Di pelupuk mata,hati dan jiwa,ak ingin melihat senyummu,IBU.
Aku merindumt,,,sampai kapanpun.!
Engkaulah ibu yg mengejakan rumus hidup padaku
Tiada akhir bagiku untuk menyayangimu,IBU.
IBU
Kau rangkai kata2
hingga menjadi sebuah ungkapan…
Kau buka hati hingga menjadi cerminan kata…
Kata yg trungkap adlh uraian isi ht…
Isi hati yg trsayat sembilu…
Kau lalui hri wlau tnpa rsa bhgia…
Kau rangkuh wktu wlau sdih trasa…
Ibu..apakah rsa tu yg slalu engkau rasakan..??
Ibu..apakah drita mu kan berakhir..??
Ibu..akankah rsa pdih mu brubah mnjadi sang lembayung senja..??
Ibu..ma’af kalau anak mu tak bsa mbuat mu slalu bahagia…
Kau buka hati hingga menjadi cerminan kata…
Kata yg trungkap adlh uraian isi ht…
Isi hati yg trsayat sembilu…
Kau lalui hri wlau tnpa rsa bhgia…
Kau rangkuh wktu wlau sdih trasa…
Ibu..apakah rsa tu yg slalu engkau rasakan..??
Ibu..apakah drita mu kan berakhir..??
Ibu..akankah rsa pdih mu brubah mnjadi sang lembayung senja..??
Ibu..ma’af kalau anak mu tak bsa mbuat mu slalu bahagia…
~ Harapan Palsu
~
Karya : Anisa Widyawati
Kau datang dengan berjuta senyum yang kau miliki
Tebarkan sedikit demi sedikit perhatianmu
Berikan aku setetes kebahagiaan disetiap harinya
Buat hatiku berdetak terlalu kencang saat dekat
denganmu
Ini konyol...
Tapi inilah yang sebenarnya terjadi ...
Aku telah menjatuhkan perasaanku pada orang yang salah
Sadarkah kau? Itu dirimu
Kau dan seluruh harapan-harapan palsumu
Kau buat aku jatuh terlalu dalam
Kau buat aku menjadi orang idiot yang selalu tersenyum
sendiri saat membaca pesanmu
Atau hanya sekedar terkikik dikala mengingat ocehan
konyolmu
Kau buat aku bahagia untuk sementara waktu
Lalu buat aku jatuh seketika dikala mendapati rumor
tentang kau dan pacar barumu
Kau tak tau apa-apa
Bahkan seperempat saja dari sakit yang kurasakan
Kau bisa terus bersenang-senang diatas penderitaanku
Tapi satu hal yang harus kau ingat
Hukum karma itu pasti ada
Karma bisa saja setara atau bahkan lebih dari apa yang
kau lakukan
Hanya tunggu dan lihat
Puisi Untuk Pahlawanku
demi negeri
kau korbankan waktumu
demi bangsa
rela kau taruhkan nyawamu
maut menghadang didepan
kau bilang itu hiburan
nampak raut wajahmu
tak segelintir rasa takut
semangat membara dijiwamu
taklukkan mereka penghalang negeri
hari-harimu diwarnai
pembunuhan, pembantaian
dihiasi bunga-bunga api
mengalir sungai darah disekitarmu
bahkan tak jarang mata air darah itu
muncul dari tubuhmu
namun tak dapat
runtuhkan tebing semangat juangmu
bambu runcing yang setia menemanimu
kaki telanjang tak beralas
pakain dengan seribu wangi
basah dibadan kering dibadan
kini menghantarkan indonesia
kedalam istana kemerdekaan
demi negeri
kau korbankan waktumu
demi bangsa
rela kau taruhkan nyawamu
maut menghadang didepan
kau bilang itu hiburan
nampak raut wajahmu
tak segelintir rasa takut
semangat membara dijiwamu
taklukkan mereka penghalang negeri
hari-harimu diwarnai
pembunuhan, pembantaian
dihiasi bunga-bunga api
mengalir sungai darah disekitarmu
bahkan tak jarang mata air darah itu
muncul dari tubuhmu
namun tak dapat
runtuhkan tebing semangat juangmu
bambu runcing yang setia menemanimu
kaki telanjang tak beralas
pakain dengan seribu wangi
basah dibadan kering dibadan
kini menghantarkan indonesia
kedalam istana kemerdekaan
Pahlawan
Hai Pahlawan kami,
Kau selalu melindungi kami
Kau telah berjuang untuk kami
Dan seluruh warga-warga dan teman-teman kami
Juga negara demi kami
Seandainya itu semua
Bukan dari pengorbanan yang rela
Dan semangat para pahlawan kita
Maka negara ini akan hancur selamanya
Jadi, terimalah terimakasih kami semua
Ibu Kartini
Dahulu wanita selalu diinjak-injak
Tetapi sekarang tidak lagi
Karena dahulu Ibu Kartini berjuang keras
Untuk menyelamatkan kaum wanita
Pengorbanan
Detik-detik penuh dengan ancaman
Ketiga raga di pucuk darah penghabisan
Mata tombak yang selalu mengintai
Darah mengucur deras bagai badai
Tak kenal senjata, tak kenal mati
Hanya kaulah pahlawan sejati
Hai Pahlawan kami,
Kau selalu melindungi kami
Kau telah berjuang untuk kami
Dan seluruh warga-warga dan teman-teman kami
Juga negara demi kami
Seandainya itu semua
Bukan dari pengorbanan yang rela
Dan semangat para pahlawan kita
Maka negara ini akan hancur selamanya
Jadi, terimalah terimakasih kami semua
Ibu Kartini
Dahulu wanita selalu diinjak-injak
Tetapi sekarang tidak lagi
Karena dahulu Ibu Kartini berjuang keras
Untuk menyelamatkan kaum wanita
Pengorbanan
Detik-detik penuh dengan ancaman
Ketiga raga di pucuk darah penghabisan
Mata tombak yang selalu mengintai
Darah mengucur deras bagai badai
Tak kenal senjata, tak kenal mati
Hanya kaulah pahlawan sejati
SEKIAN MOGA BERMANFAAT
^_^
:) :D :( :-o @@, :s :wow: 8) :x :P :| ;) :lol: :oops: :cry: :evil: :twisted: :roll: :!: :?: :idea: :arrow: :mrgreen: :-d
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon